Critical Book Report Gambar Teknik

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah GAMBAR TEKNIK, yang telah memberikan tugas ini kepada saya,saya harap tugas CBR ini dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan pembaca walaupun hanya sedikit.

Saya mengetahui sangat banyak sekali kesalahan dan kekurungan dari tugas yang saya perbuat ini, karena saya masih belum sempurna dan masih dalam pembelajaran.Maka dari itu, dari kesalahan-kesalahan yang merupakan dari saya sendiri.Saya mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk kesempurnaan dari tugas Critical Book Report ini

 

Terima kasih.

 

Medan,     MARET  2019

 

Penulis


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR…………………………………………………….            i

DAFTAR ISI………………………………………….............................  ii

 

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 

A.    RASIONALISASI PENTINGNYA CBR……………………….......

B.     TUJUAN PENULISAN CBR ……………………………………….

C.     MANFAAT CBR…………………………………………………….

D.    IDENTITAS BUKU…………………………………………………

 

BAB II RINGKASAN ISI BUKU……………………………………..

A.    .BAB I. ……………………………………………………………...

B.     BAB II. ……………………………………………………………..

C.     BAB III. …………………………………………………………….

D.    BAB IV. ……………………………………………………………

E.     BAB V. …………………………………………………………….

F.      BAB VI. ……………...............................................................

G.    BAB VII……………………………………………………………

H.    BAB VIII………………………………………………………….

I.       BAB IX…………………………………………………………….

J.       BAB X……………………………………………………………..

K.    BAB XI…………………………………………………………….

L.     BAB XII……………………………………………………………

M.   BAB XIII…………………………………………………………..

N.    BAB XIV………………………………………………………….

O.    BAB XV…………………………………………………………..

P.      BAB XVI………………………………………………………….

Q.    BAB XVII…………………………………………………………

R.     BAB XVIII………………………………………………………..

S.      BAB XIX…………………………………………………………

T.      BAB XX…………………………………………………………

U.    BAB XXI………………………………………………………..

V.    BAB XXII……………………………………………………….

W.   BAB XXIII………………………………………………………

X.    BAB XXIV……………………………………………………...

 

BAB III. PEMBAHASAN………………………………………….

A.    KELEBIHAN BUKU……………………………………………

B.     KEKURANGAN BUKU………………………………………...

 

BAB IV PENUTUP............................…………………………….

 

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….

 


 

BAB I. PENDAHULUAN

 

A.    RASIONALISASI PENTINGNYA CBR

Sering kali kita bingung untuk memilih buku refrensi untuk kit abaca dan kita pahami. Terkadang dimana kita memilih satu buku , namun kurang memuaskan hati pembaca karena isi dalam buku kurang terperinci. Misalnya dari segi bahasa , pembahasan, tentang kepemimpinan, oleh karena itu penulis ingin membuat critical book report untuk mempermudah pembaca dalam memilih refrensi , terkhusus pada pada pokok bahasan tentang gambar teknik.

 

B.     TUJUAN PENULISAN CBR

1.      Mengulas isi sebuah buku

2.      Mencari dan mengetahui informasi dalam yang ada dalam buku

3.      Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku ini.

4.      Mengkritisi satu topic materi kuliah gambar teknik

 

C.    MANFAAT CBR

1.      Untuk menambah wawasan tentang gambar teknik

2.      Untuk mengetahui cara membuat gambar teknik dengan baik dan benar

3.      Untuk bisa tahu membedakan bagaimana cara membedakan menggambar secara perspektif

4.      Untuk mengetahui langkah dalam pembuatan membuat perspektif

 

D.    IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW

Judul                     :GRAFIK ARSITEKTUR

Edisi                      :EDISI KEDUA

Pengarang             :C. LESLIE MARTIN

Penerbit                 :ERLANGGA

Kota terbit             :JAKARTA

Tahun terbit           :1991

ISBN                     :32-00-094-5


 

BAB II. RINGKASAN ISI BUKU

Bab I. Berbagai Tipe Gambar Proyeksi

Suatu pengetahuan yang luas mengenai gambar proyeksi merupakan hal yamg mutlak yang harusvdimiliki seseorang juru gambar dan perancang. Gambar merupakan suatu alat untuk mengemukakan ide -ide dan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain.

Teori dari setiap tipe gambar proyeksi mengasumsikan bahwa sehuah gambar dapat kita buat dengan menempatkan persilangan garis-garis,yang  dinamakan proyektor-proyektor,dari titik-titik tertentu sebuah obyek pada sehuah bidang proyeksi yang disebut dengan bidang gambar.

 

Bab II. Penyusunan Gambar Bertampak Banyak dan Daftat Nama

Pada semua tipa gambar, setiap bagian dari suatu objek yang sejajar dengan bidang gambar kita perlihatkan dalam bentuk sebenarnya. Dalam gambatortografik  maupun miring,dimana proyektor -proyektornya merupakan garis-garis sejajar,semua bagian dari sebuah objek terletak sejajar dengan bidang ganbardieprlihatkandalam ukuran sebenarnya,yaitu dengan skala yang sama,tanpamebghiraukanjarak dari bidang gambar.

Dalam gambar ortografik bertampak banyak suatu objek dapat diasumsikan seolah-olah mempunyai bidang gambar yang terletak sejajar dengan bidang tipikal dari setiap objek tersebut. Teori mengenai proyeksi bertampak banyak mengasumsikan bahwa setelah tampak-tampak sebuah objek kita huat dengan jalan memproyeksikannya kepada bidang- bidang kotak tembus cahaya mengelilinginya,kesemua itu kita alihkan ke dalan satu bidang yang ditampilkan oleh bidang kertas.

 

Bab III. Pengontruksian gambar bertampak banyak

Dalam mengontruksikangambar bertampak banyam hendaknya diingat bahwa semua tampak yang berbeda-beda harus menunjukkan adanya kaitan antara yang satu dengan yang lain. Sedapat mungkin gambar-gambar bertampak banyak hendaknya digambarkan segaris karena dengan demikian kesemua itu dapat lebih mudah dikonstruksi dan dimengerti.

 

Bab IV. Ciri-Ciri Mengenai Gambar Paralel

Gambar paralel merupakan gambar dimana semua garis sejjaar pada suatu objek tetap tampak sejajar dalam gambar. Tiga pembagian utama gambar paralel diterangkan dan lukiskan dalam halaman ini dan halaman berikutnya. Ketiganya adalah :

1.      Gambar isometrik

2.      Gambar dimetrik

3.      Ganbar miring

Dalam semua gambar paralel semua garis sejajar kesetiap arah digambarkan sejajar. Hal ini sangat menyederhanakan pengonstruksikan namun mengakibatkan bagian bagianjaub suatu objek tampak terlalu besar. Garis- garis sejajar yang menjauh tampao seakan merenggang karena mata kita sudah terbiasa melihat mereka menyatu pada satu titik seperti yang dilakukan kesemua itu dalam gambar perspektif,dalamfoto,dan dalam alam. Ketiga pasangan garis-garis tipikal dari objek bersangkutan semuanya diukur berdasarkan skala dalam gambar paralel. Dengan demikian,kebanyakan dari pengukuran dan pendimensian pada umumnya dapat langsung dilakukaj pada garis-garis gambar itu sendiri.

 

Bab V. Gambar Isometrik

Gambar Paralel  dalam manaobjek bersangkutan diputar sedemikian rupa sehingga ketiga sumbu membuat sudut yang sama dengan bidang gambar kita sebut senuah gambar isometrik.

Proyeksi isometrik sebuah skala kita asumsikan untuj obyek termaksud dan gambat yang diproyeksikan atau yang ukuran-ukurannya diperpendej berdasarkan skala tersebut duperlihatkan dalam proyeksi isometrik.

 

Bab VI. Gambar Dimetrik

Gambar dimetrik nagian dari gambat paralel yang dua dari tiga sumbunya membuat sudut-sudut yang sama dengan bidang gambat dan yang satunya lagi membuat sudut yang berbesa ada gambar dimetrik. Setaip suatu objek yang memenuhi ketentuhan -ketentuan ini dapat kita gunakan dalam membuat sebuah gambar dimetrik.

Gambar isometrik tampak kaku dan tidak mudah diubah. Hanya terdapat kemungkimna bagi sebuah tampak dari ketiga bidang tipikal yang bertemu disuduhmanapun suatu objek karena sumbu-sumbunya harus berada pada ruangan antara yang sama besar.

 

Bab VII. Gambar Miring

Dalam proyeksi miring,proyektor-proyektor terletak miring terhadap bidang gambat.dan objek bersangkutan diputar dengan satu diantara bidang-bidang tipikal kebidanggambar. Didalam proyeksi isometrik dan proyeksi dimetrik,proyektor-proyektor terletak garis lurus terhadap bidang gambar dan objeknya sendiri mempunyai ketiga bidang tipikal dalam kedudukan miring terhadap bidang gambar. Dengan demikian hubungan sebuah obiek terhadap bidang gambar dan arah proyektor-proyektor dalam gambat gambar miring adalah berbeda dari yang terdapat dalam gambar-gambar paralel lainnya.

 

Bab VIII. Ciri-ciri Mengenai Gambar Perspektif

Gambar perspektif merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pekerjaan seorang arsitek,perancang bidang industri,dam ilustrator karena gambar tersebut merupakan satu-satunya tipe gambar yang dapat menampilkan objek melalu cara yang alami dan menyenangkan seakan objek ini muncul dalam bentuk sebenarnya didepan mata.

Berlatih membuat gambar perspektif hendaknya dilakukan secara sempurna sehingga dengan demikian seorang juru gambahr akan dapat membuat sebuah perspektif yang baik.Adapun ciri-ciri gambar perspektif menampilkan sebuah objek seperti yang akan tampak pada mata dari sebuah posisi tertentu.

 

Bab IX. Berbagai Sistem dan Metode Perspektif

Terdapat tiga sistem gambaran perspektif, yang diklasifikasikan atas dasar hubungan yang terdapat antara objek bersangkutan dan bidang gambat dan banyaknya titik-titik hilang bagi ketiga pasang garis tipikal. Kebanyakan bangunan memiliki tiga pasang bidang yang dilukiskan dengan sebuah kotak. Satu diantara ketiga pasang bidang ini tegak lurus dan berada pada sudut lurus satu sama lain.

Pembuatan gambar-gambar secara nyata merupakan bagian penting dalam mempelajari perspektif. Hanya mengandalkan membaca dan belajar saja tidak akan membuat seorang juru gambar menjadi seorang ahli dalam menggambar perspektif. Oleh karena itu sebagai tambahan atas dipelajarinya berbagai metode perspektif yang akan dijelaskan dalam buku ini.

Sudah merupakan sebuah kebiasaan dalam semua metodr untuk menggunakan gambar-gambar bertampak banyak sebagai sumber pemberi informasi bagi sesuatu disain sehingga dengan demikian perspektif dari objek termaksud dapat kita buat. Untuk itu diperlukan sebuah denah,elevasi, dan penampang dari objek yang bersangkutan untuk menjelaskan bagian-bagian yang akan diperlihatkan dalam perspektif.

 

Bab X. Perspektif Dua Titik

Metode yang paling populer dan yang paling luas digunakan bagi perspektif dua titik adalah apa yang disebut metode biasa. Dalam metode ini denah suatu objek,bidanggambar,dna titik pangkal digunakan untuk mengonstruksikan jarak mendatar titik-titik dan garis-garis tegak lurus bagi perspektif.Pembuatan sebuah perspektif  memerlukan digunakannya sebuah denah dan sebuah elevasi. Jarak mendatar dari semua titik dan garis-garis tegak lurua dalam sebuah perspektif kita peroleh dari denah.

Prinsip-prinsip terpenting yang berkaitan dengan perspektif dua titik dengan menggunakan metode biasa telah diterangkan dalam halaman sebelumnya.

 

Bab XI. Perspektif Satu Titik

Perspektif satu titik hilang sangat penting bagi seorang arsitek dan juru gambar karena hal tersebut sering kali jauh lebih memadai untuk digambarkan atau dapat memberikan suatu tampak lebih karakteristik dari pada yang dapat diperoleh dengan perspektif dua titik. Prspekrif satu titik dapat digunakan secara tepat dan efektif asalkan saja objekbersangkutan menampakkan sebuah penampilan yang serasi dengan garis pusat penglihatan sipengamat,berada tegak lurus terhadap satu pasang bidang objek tersebut, dan sebagai konsekuensinya sejajar dengan satu pasang garis.

Perspektif safu titik ini menggunakan metode biasa. Penggunaan sebuah denah yang menampakkan objek bersangkutan,bidanggambar,dan titik pangkal kita perlukan untuk mengonstruksikan sebuah gambar perspektif.

 

Bab XII. Perspektif Tiga Titik

Perspektif ini tidak banyak digunakan dalam gambar arsitektural. Namun demikian,ada kasus-kasus tertentu dimana hal tersebut seharusnyalah kita gunakan untuk menampakkan sebuah objek sebagaimana ia pada umumnya akan terluhat oleh kita atau untuk menampilkannya dari sebuah posisi yang akan memberikan sebuah efek yang menarik. Didalam perspektif tiga titik,bidang gambar dan juga bidang objek itu sendiri berposisi miring sehingga ketiga pasang garis tipikal dari objek termaksud berada dalam posisi miring terhadap gambar,maka setiap pasang garis tadi akan bertemu pada titik hilangnya.

 

Bab VIII. Perspektif,Teori dan Praktek

Pada bab sebelumnya telah dibahas sistem-sistem perspektif satu,dua,dan tiga titil, dan telah menjelaskan bagi setiap sistem tadi netode-metode yang paling umum digunakan dalam membuat perspektif. Prosedur pengonstruksian untuk melokasikan titik-titik hilang pada pasangan garus-garis tipikal yang terlihat sejajar dengan bidang gambar telah diterangkan dalam pembicaraan tentang berbagai metode membuat gambar perspektif.

Garis-garis dapat kita bagi didalam perspektif dengan mengerjakan setiap titik lewar berbagai metode yang sudah dijelaskan. Akan tetapo ada kalanya metode -metode ini memerlukan banyak pengerjaan, dan seorang juru gambar akan menyebut genbira setiap jalan pintas yang akan memungkinkannya membuat bagian-bagian perspektif sevara lebih langsung.

Metode yang menggunakan sunbu-sumbu atau diameter-diameter yang salung berhubungan. Metode pengonstruksian sebuah elips dari sunbu-sumbu atau diameter-diameternya memungkinkan dilokasikan setiap jumlah tirik pada sebuah elips dan hanya membutuhkan sedikit saja garis konstruksi.

 

Bab XIV. Metode Titik-Pengukur

Semua titik pengukuryang digunakan didalam contoh perspektif dua ritik sebelumnya dilokasikan pada horison. Titik-titik pengukurini digunakan untuk mengalihkan dimensi-dimensi yang mendatar dsri garis-garis pengukur yang mendatar kegambar perspektif sebuah garis objek yang mendatar.Didalam metode denah perspektif bagi perspektif tiga titik,sebuah titik pengukur kita gunakan pula untuk mengalihkan ukuran-ukuran ketinggian. Dalam praktis semua contoh pengonstruksian gambar-gambar perspektif yang telah diberikan terdahulu,sebuah gambar penolong penggunaan titik-titik pengukur. Melalui pengguanaan titik-titik pengukur secara lebih luas kita mempunyai kemungkinan untuk sepenuhnya mengesampingkan gambar-gambar penolongdari konstruksi perspektif.

 

Bab XV. Prinsip-prinsip Tentang Keremangan dan Bayang-bayang.

            Bayang-bayang merupakan suatu yang sangat berguna dalam menggambar arsitektural dan desain karena semua itu dapat membuat sebuah gambar lebih mudah dimengerti. Keremangan dan bayang-bayang dapat lebih baik menampakkan bentuk sebagai permukaan,memperlihatkan apakah kesemua itu memiliki bentuk lengkung atau rata,miring atau tegak lurus. Dalam gambar yang bertampak banyak,bayangan akan lebih berharga agi karena ia dapat menampakkan dimensi ketiga:jarak kebelakang. Tanpa bayang-bayang, gambar ini akan merupakan sebuah gambar yang berdimensi dua. Garis dan bayangan merupakan bagiann penting dari sebuah arsitektural dan hendaknya dijadikan bagian dari studi perkembangan desain.

 

Bab XVI. Bayangan-Bayangan Garis Dan Bayangan-Bayangan Lingkaran

            Ketiga pasang garis lurus tipikal yang dibicarakan yang dibicarakan dalam bab terdahulu adalah umum dalam hampir semua pola arsitektural. Garis –garis ini ,yang muncul lebih sering disbanding setiap garis lainnya dalam arsitektural, adalah

a.       Garis-garis mendatar yang tegak lurus terhadap tampak muka

b.      Garis-garis tegak lurus dan

c.       Garis-garis mendatar yang sejajar dengan tampak muka

Seorang juru gambar yang dapat menemukan bayang-bayang ketiga pasang garis tipikal tersebut dibawah kondisi yang berbeda-beda akan dapat mengerjakan setiap bayang-bayangan pada gambar-gambar arsitektural.

 

Bab XVII. Bayang-bayang dari Unsur-unsur Arsitektural

            Bayang-bayang pada sebuah bangunan dibentuk oleh berbagai unsure arsitektural yang digunakan dalam menyusun bangunan tersebut. Unsure-unsur ini seperti misalnya anak-anak tangga,lubang-lubang, dan jalur-jalur mendatar yang sering kali menimbulkan problema dalam menjatuhkan bayang-bayang, yang kadang-kadang tidak mempunyai hubungan satu sama lain. Karena akan lebih baik untuk mempelajari bayang-bayang dari berbagai bagian bangunan tersebut secara terpisah, secara lebih lengkap, dan pada skala yang lebih besar yang mungkin sulit kita lakukan pada sebuah gambar bangunan lengkap.

 

Bab XVIII. Bayang-bayang dari benda-benda pejal yang berbentuk bulat

            Secara geometris sebuah permukaan yang memutar kita buat dengan memutar bentuk lingkaran mengelilingi suatu garis lurus selaku sebuah sumbu. Sebuah selinder kita bentuk dengan memutar sebuah persegi panjang mengelilingi satu sisi, sebuah kerucut dengan memutar sebuah segitiga yang bersudut siku mengelilingi satu sisi dari sudut siku tadi, dan sebuah bola dengan memutar sebuah setengah lingkaran mengelilingi garis tengahnya semua bentukan arsitektural yang dapat dibentuk dengan memutarnya pada sebuah alat bubut adalah merupakan permukaan yang memutar.

 

Bab XIX. Bayangan Pada Sebuah Bangunan

            Bayang-bayang pada benda sebuah bangunan dibuat oleh bayang-bayang berbagai unsure yang terpisah dan oleh bayang-bayang garis-garis bangunan itu sendiri. Bayang-bayang berbagai usnur dan bayang-bayang berbagai garis telah dibicarakan secara terperinci pada bab sebelumnya. Adalah tujuan bab ini untuk membicarakan beberapa diantara probelam problema yang terlibat dalam penjatuhan bayang-bayang pada keseluruhan banguan dan untuk melengkapi gambaran bayang-bayang yang sederhana pada sebuah bangunan.

            Sebuah sumber cahaya dari sisi kanan elevasi dan bukannya dari sering kali akan memberikan bayang-bayang yang lebih menarik dalam hal bentuk denah menojol kedepan disisi kanan.

Bab XX. Bayang-bayang Pada Gambar-gambar Paralel ( paraline Drawings)

            Bayang-bayang pada parallel akan menampilkan problema yang sama dalam banyak hal dapat dipecahkan dengan metode yang sama pula. Karena prinsip-prinsip dan teori yang sama berlaku bagi byaang-bayang pada tipegambar penampilan ini

1.      Bayang-bayang akan terletak sejajar dengan garis yang membuat bayang-bayang ini bila garis tersebut terletak sejajar dengan permukaan yang dijatuhi bayang-bayang.

2.      Bayang-bayang dari garis sejajar akan tetap sejajar bila kesemua itu jatuh pada bidang yang sama atau pada bidang –bidang sejajar. Bayangan-bayangan dari tiang-tiang persegi yang ada pada gambar yang adalam buku ini akan berdiri sejajar bilamereka jatuh pada permukaan-permukaan dinding.

3.      Bayang-bayang dari setiap bentukan datar diatas sebuah permukaan yang sejajar dengan bidang dari bentukan ini akan mempunyai bentuk,ukuran dan arah yang sama dengan bentuk tersebut.

 

Bab XXI. Bayang-bayang pada Gambar Perspektif

            Bayang-bayangan pada sebuah gambar perspektif mengikuti prinsip-prinsip umum yang sama seperti yang digunakan dalam gambar tampak banyak dan gambar penampilan yang bergaris sejajar. Banyak garis bayang-bayang dari sebuah gambar perspektif akan berada sejjar dengan garis-garis yang menjatuhkan bayang-bayang tersebut dan Karena demikian akan merupakan suatu bagian dari sistem garis yang sama.

            Daerah bayangan-bayangan dapat kita kerjakan pada gambar bertampak banyak dan kemudian kita alihkan kegambar perspektif, sama halnya seperti kita akan menggambarkan garis kelilingd daerah-daerah lain dalam perspektif. Adakalanya metode ini dijadikan pilihan oleh seorang juru gambar , Karena hal ini tidak memerlukan teori baru mengenai bayang-bayang atau mengenai perspektif. Metode tersebut memerlukan diskonstuktikannya bayag-bayang pada sebuah atau beberapa buah elevasi yang muncul dalam cahaya didalam gambar perspektif dan pada denah, dan kemudian dikosntruksikan bayang-bayang perspektif dari kesemua ini.

            Ada dua buah pembagian utama tentang penjatuhan bayang-bayang langsung pada gambar perspektif:

1.      Bilamana sinar cahaya berada sejajar dengan bidang gambar

2.      Bilamana sinar cahaya terletak miring terhadap bidang gambar

 

Bab XXII. Variasi Cahaya dan Bayang-bayang

            Variasi bagi kegelapan bayang-bayang dan kecerahan cahaya kita anggap sebagai bagian dari suatu penampilan, adalah merupakan tujuan dar bab ini  untuk menjelaskan beberapa diatara variasi-variasi dasar cahaya dan bayang-bayang yang sangat bergunadalam mengalihkan sebuah gambar kedalam sebuah penampilan.

            Garis-garis merupakan unsure penting dari sebuah gambar. Penitik beratan terhadap garis, dalam kedudukannya selaku garis keliling suatu desain, dalam sebuah gambar penampilan dapat menimbulkan sebuah gambaran yang kaku, dibuat-buat, atau tidak wajar.

            Pemberian warna merupakan hubungan antara terang dan gelap pada suatu latar. Hal ini merupakam dasar utama dari semua penampilan. Warna-warna yang sederhana dapat digunakan pada daerah-daerah elevasi dalam gambar yang ada pada buku ini. Setiap area mendapatkan suatu penangan yang rata dan karenanya memiliki warna(kegelapan) yang sama secara menyeluruh.

 

Bab XXIII. Penampilan Arsitektural

            Kebanyakan gambar dalam bab ini merupakan kutipan dari penampilan-penampilan untuk berbagai proyek yang dirancang dalam kantor arsitek dan kantor pendesain lainnya . kesemuanya merupakan hasil kerja yang artistic dan cermat yang telah dibuat oleh juru gambar yang ahli. Kesemuanya merupakan contoh-contoh yang baik tentang penggunaan secara professional gambar perspektif dab byanag-bayang. Gambar-gambar dari penampilan ini dapat membantu seorang arsitek dalam merancang bangunan-bangunan. Aslinya gambar-gambar tersebut berukuran berbeda dengan yang aslinya

 

Bab  XXIV. Model-model Arsitektural

            Model-model arsitektural biasanya merupakan penampakan sebuah desain secara miniature dan dalam bentuk tiga dimensi. Kesemuanya itu dapat mencakup wajah area dan bangunan yang berada disekitar. Jalan raya,jalan-jalan kecil,pepohonan,semak-semak,lapangan rumput, danau, dan gambaran-gambaran lain yang terdapat disekitar dapat pula kita tampikan. Sebuah model akann memberikan suatu gambaran yang cukup meyakinkan mengenai sebuah desain. Sering kali sebuha model dibuat untuk mempelajari berbagai wajah suatu desain seperti misalnya massa,bulatan,hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya, atau volume interior

BAB III. PEMBAHASAN

 

            KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

·         DINILAI DARI ASPEK DARI TAMPILAN BUKU,dilihat dari judulnya buku ini terlihat menarik dan mengacu pada mata kuliah gambar teknik. Dilihat dari sampul bukunya terlihat kosong hanya terlihat sebuah corak yang khas yang tidak menggmbarkan buku gambar arsitektur.

·         DINILAI DARI ASPEK LAYOUT DAN TATA LETAK, menurut saya buku ini tidak memenuhi  seperti apa untuk penyusuan buku sperti ISBN yang terletak disampul buku(tidak didalam buku) dan buku ini juga membuat kebingungan dalam hal pencarian bab yang dikarenakan pada buku ini tidak diberi tau bab pada buku ini hanya saja masih dengan bagian-bagian pada judul besarnya.

·         DINILAI DARI ASPEK ISI BUKU, buku ini telah menjelaskan secara terperinci dan mendasar pada buku gambar arsitektur, dari awal perspektif hingga akhir seperti bayangan dan contoh bangunan arsitektural. Hanya saja pada buku ini banyak bahasan yang sudah dibahas kembali diulang.

·         DINILAI DARI ASPEK TATA BAHASA, dalam buku ini banyak sekali pengejaan yang sangat membingungkan pembaca dan sangat boros dalam hal membuat kalimat. Pengejaan yang sangat membingungkan dalam penyusunan kalimat ini membuat pembaca susah dalam mengartikan dan menerjemahkan maksud dari penjelasan yang disampaikan dalam buku ini.

 

BAB IV. PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dalam buku ini menjelaskan tentang bagaimana membuat gambar arsitektur yang baik dengan jelas dari awal pembuatan hingga akhir. Dari buku ini kita bisa pahami seperti apa itu gambar arsitektur yang benar dirancang oleh juru gambar yang baik dan benar baik dalam pembuatan garis, bayangan, dan sebagainya.

Dalam hal ini saya penulis sangat menyarankan buku ini untuk digunakan untuk bahan ajar dalam sekolah atau mata perkuliahan, karena buku ini sangat jelas dalam rancangan pembuatan bangunan secara arsitektur.

Untuk saya mengkritik buku ini agar saya dan pembaca dapat mengetahui buku yang baik untuk menjadi refrensi, agar pembaca tidak keliru dalam memilih buku khususnya mata kuliah gambar teknik.

 

B.     SARAN

 Dari buk yang review ini,saran saya pada buku ini adalah agar penulis buku ini tidak melakukan pemborosan kata dalam setiap penjelasannya, tidak juga mengulang apa yang sudah dijelaskan sebelumnya pada bab sebelumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Metafora dan Metonimi Karya Claude Monet

Rekayasa Ide Perencanaan Pembelajaran - Guru Masa Depan

Critical Book Report Kriya Keramik